BUKU: BERANI TIDAK DISUKAI (Opini dan Ulasan pembaca) Malam Pertama

 

Malam Pertama

Malam Pertama dimulai dengan bagaimana seorang filsuf mengajarkan seorang pemuda bahwa dunia ini sangatlah sederhana, termasuk kehidupan di dalamnya. Pada beberapa orang memandang dunia ini seperti hal yang rumit dan misterius namun menurut filsuf jika orang ingin berubah maka dunia ini akan terlihat lebih sederhana karena ini bukan persoalan bagaimana dunia ini melainkan bagaimana orang itu memandang dunia ini.

Jika ingin keluar dari rumit dan misteriusnya dunia ini maka kita perlu berubah, dan semua orang bisa berubah. Hal utama yang perlu dilakukan ketika ingin berubah adalah keberanian, keberanian untuk membebaskan diri dari kejadian-kejadian masa lalu salah satunya. Betapa banyak orang yang ingin berubah namun tidak bisa, kenapa? Karena mereka masih terikat dengan masa lalu dan menjadikannya sebagai alasan untuk tidak bisa berubah, padahal persoalannya bukanlah “apa yang terjadi” dimasa lalu, tapi “bagaimana menyikapinya”. 

Menurut filsuf, orang yang masih terikat oleh masa lalu maka akan sulit menemukan kebahagiaan dan itulah sebabnya hidup ini begitu sulit. 

Disisi lain, kebahagiaan sulit untuk didapatkan karena belum merasa puas menerima diri apa adanya. Orang seperti ini tidak bisa benar-benar bahagia karena belum mencintai dirinya sendiri sehingga membuatnya berharap untuk terlahir sebagai pribadi yang lain. Filsuf juga menerangkan bahwa sangat sulit memang dijumpai orang yang dengan bangga membusungkan dada dan berkata “ya, aku suka diriku sendiri”. Namun seharusnya, sekurang-kurangnya kita bisa menerima diri apa adanya tanpa berharap menjadi orang lain.

Dalam hal ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa menjadi atau tidaknya kita bahagia adalah suatu pilihan. Hal ini sejalan dengan pepatah “tidak ada yang menginginkan kejahatan” namun masih banyak yang melakukannya. Sama halnya bahwa tidak ada yang menginginkan ketidak bahagiaan. Namun masih banyak yang merasa tidak bahagia.

Menurut filsuf yang berdasarkan teori psikologi Alder, semua hal di atas dipengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup adalah kecenderungan berpikir dan bertindak, yaitu tentang bagaimana manusia memandang dunia dan bagaimana ia melihat dirinya sendiri.

Untuk lebih jelasnya, filsuf menggambarkan ada orang yang mencemaskan dirinya sendiri dan berkata “Aku seorang pesimis akan dunia”, hal ini bisa kita pertimbangakan bahwa persoalannya bunkalah pada kepribadian orang itu melainkan pandangannya tentang dunia.

Beberapa orang yang mengatakan tidak bisa berubah dan bahagia, itu karena belum menyadari gaya hidupnya atau mengerti betul tentang konsep dari gaya hidup itu. Tidak ada yang bisa memilih cara dia dilahirkan, oleh siapa dia di lahirkan, di era apa, di Negara apa, ini adalah hal-hal yang tidak bisa dipilih. Dan semua itu memiliki pengaruh besar.

Menurut filsuf, dalam kehidupan ini kita akan menjumpai kekecewaan, dan mulai melihat orang lain dan merasa andai aku dilahirkan dalam keadaan seperti mereka. Tapi kita tidak boleh membiarkannya sampai disitu. Persoalannya bukan masa lalu, tapi disini, pada saat ini.

Jika ingin bahagia maka pilihlah untuk menjadi bahagia, ubahlah kacamata yang kita gunakan selama ini dalam memandang dunia. Jika sebelumnya kita hidup dalam alam kemungkinan seperti “andai saja aku bisa menjadi orang yang seperti ini dan itu maka pasti aku akan bahagia” kita tidak akan bisa berubah. Sebab kata ”andai saja”  merupakan bentuk penolakan terhadap apa adanya diri kita dan juga merupakan alasan untuk tidak berubah. 


Komentar

Postingan Populer